Ceramah Mualaf Mantan Biarawati Menampar Komika dan Semua Pihak yang Melecehkan Islam

Tidak ada komentar:








  Yes  Muslim  - Dra. Dewi Purnamawati, mantan biarawati itu kini menjadi seorang mualaf yang menemukan kebenaran Islam, bangga dengan Islam, memegang erat Islam, mengamalkan syariat Islam dan mendakwahkan Islam.

Dalam ceramahnya, Dewi Purnamawati mengingatkan jangan sampai orang Islam malah ikut-ikutan menghina agamanya sendiri.

"Jadi jangan sampai ya orang Islam, Islam dihina, kemudian ikut-ikut menghina Islam," kata Dewi Purnamawati.

"Maka saya heran, kalau ada orang Islam membela orang kafir, saya heran sekali..."

"Apa gak takut pengadilan Allah? Apalagi orang menghina Al-Quran dibela. Ngakunya Islam lagi," ujar Dewi Purnamawati.


Dengarin tuh Pelawak Songong Penghina Agama dan Penghina sang Pencipta.. yang memperolok-olok Islam.

Camkan tuh orang-orang Islam yang malah ikut-ikutan tertawa saat agamanya dihina didepannya..[www.tribunislam.com





Dra. Dewi Purnamawati Mantan Misionaris Kristen Masuk Islam




Dra. Dewi Purnamawati mantan misionaris kristen, Mengatakan Kalau yesus memang Tuhan kenapa Para Nabi sebelumnya : Adam, Nuh, Iskak dan lainnya Tidak menyembah Yesus.................

PERKENALKAN :  saya Dra. Dewi Purnamawati, lahir di Solo tahun 1962. Tahun 1971 saya ikut ayah yang anggota AURI pindah tugas ke Pulau Lombok.






Sekolah di Lombok NTB, di SD Katolik St. Antonius AmpenanSMP Katolik Kesuma Cakranegara dan di STM Negeri Mataram, lulus tahun 1981. Kuliah di IKIP Yogya lulus Tahun 1985. Tahun 1986 saya kembali ke Solo dan mengajar listrik disalah satu STM.

Pengaruh kekristenan Ibu yang Aktifis Gereja, sangat kuat. Tahun 1971 Ayah yang Islam, dikristenkan ibu bahkan berhasil dibina menjadi aktifis penginjilan (misi menyebarkan ajaran Kristen) yang militan dan handal. Ayah punya talenta mampu berinteraksi dan mengusir roh kegelapan. Padahal kemampuan metafisik / paranormal yang umumnya dianggap anugrah Tuhan itu, sebenarnya dari Setan.

Saya dan 2 adik saya dididik dengan taat dalam kehidupan Kristen yang fanatik. Sejak kecil sudah dicekoki doktrin-doktrin KristenMerendahkan dan apriori terhadap Islam. Harus mampu mencitrakan bahwa Kristen adalah KASIH. Digembleng menjadi militan untuk mampu memasuki dan mempengaruhi kehidupan masyarakat Pulau Lombok yang mayoritas beragama Islam. Kami semua aktifis gereja, aktif memurtadkan muslimin.

Contoh keberhasilan didikan ibu adalah adik saya laki-laki. Sejak kira-kira Tahun 1997 ia menjadi Pendeta di daerah Cimahi setelah menamatkan S2 nya di Institut Agama Kristen TIRANUS Cimahi Bandung. Penduduk desa diajari mengelola tanaman hidrophonik sampai memasarkannya. Melalui rehabilitasi kecanduan narkoba, remaja-remaja muslim diterapi kecanduannya. Lewat Biro Konsultasi, orang-orang bermasalah dicarikan solusi. Tetapi semua tadi hanya kedok dan sarana untuk memurtadkan muslim, menerima Yesus sebagai tuhan.

Adik saya perempuan, aktifis penginjilan di Madura. Kadang kalau malam minggu dia mengamati kiai yang menyeberang ke Surabaya. Ada yang pakaian kiainya ditanggalkan, ganti pakai celana jeans dan T. Shirt. Lalu asyik dalam dunia hiburan. Ini celah memurtadkan kiai ! Apalagi kalau jembatan Suramadu sudah jadi.

Saya sendiri sejak kecil sudah mampu memurtadkan teman-teman Islam saya. Mereka saya ajak Sekolah Minggu. Iming-imingnya roti, sepatu, tas, buku dsb. Akhirnya mereka dibaptis bersama-sama dengan saya. Herannya para orang tua mereka tidak risau sama sekali, menganggap tidak ada masalah. Mereka tidak paham kalau anak-anaknya tergiring ke neraka.

Menikah tahun 1986 dengan aktifis HMI sekaligus pengurus pengajian yang berhasil saya kristenkan. Kami punya anak tahun 1987.

Meskipun Kristen mengajarkan “Apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia.” tetapi Pendeta mengijinkan kami bercerai pada tahun 1992. Pendeta tidak punya solusi mengatasi keruwetan rumah tangga kami. Sejak itu banyak kasus gugatan perceraian keluarga kristen akhirnya diijinkan oleh pendeta. Daripada memaksakan utuhnya rumah tangga tetapi suasananya seperti dalam neraka.

Sejak itu anak saya diasuh orangtua saya di Lombok. Ia dididik menjadi seorang kristen yang militant dan misionaris. Memanfaatkan talenta dan pesonanya dia berhasil memurtadkan beberapa teman Islamnya.

Lewat bermusik, ia tak segan menyanyikan lagu-lagu religi Islami tetapi saat natal, gantian teman-teman muslimnya ia ajak ikut main musik di gereja sambil mempromosikan kehidupan gereja yang lebih enjoy sesuai nafsu dan selera anak muda. Pelan tapi pasti merekapun murtad masuk Kristen.

Kuliahnya di Universitas Kristen di Jogya jurusan Pastoral Konseling, kalau lulus jadi Pendeta ! Juli 2007 saat kami dakwah ke Lombok, anak saya baru saja membagi-bagikan jilbab milik pacar-pacar muslimahnya yang berhasil ia kristenkan.

Sebenarnya sejak kecil saya sudah meragukan ajaran Kristen. Saya sering berpikir, kenapa banyak sekali kejanggalan, hal tak nalar dan kisah-kisah amoral (BACA : SEX IN THE BIBLE). Setiap kali bertanya guru agama, frater, pendeta, pastur bahkan pakar theologia-pun jawabnya Ya & Amin, tidak boleh tanya. Atau muter-muter mengalihkan perhatian. Dihukum guru & orang tua karena nekad bertanya adalah biasa ! Geli juga kalau ditengking (seperti diruqyah) pendeta karena dianggap kemasukan roh kegelapan.

Namun meski ragu, saya tetap mencoba setia dengan kekristenan saya. Tetap melakukan kegiatan gereja walau kegalauan kian membengkak menyiksa nurani. Pindah ke Islam ? wow…sorry ! Secuilpun tak ada minat. Sama sekali !… kalau benci.., memandang rendah… Ya ! Kamipun sering melecehkan Islam.

Opini & persepsi negatif tentang Islam terlanjur mencengkeram erat di dalam benak kami. Bahwa Islam itu agamanya orang bodoh, melarat, pemalas, biang kerok segala kerusuhan dan kekerasan. Kebetulan kondisi umat Islam yang kami lihat di Lombok mendukung image negatif tersebut.

Namun yang namanya hidayah Allah, tidak seorangpun mampu menolaknya. “Jika Buku Pedoman sudah benar, baik dan sempurna maka tidak perlu direvisi”. Jika memang Bible/Alkitab/Injil sudah tuntas sempurna, kenapa Tuhan masih perlu menurunkan Al Qur’an ? Fakta itu mengusik logika saya. Menggoyahkan iman kristen saya.

Benarkah Bible/Alkitab itu kitab suci ? wahyu Tuhan ?
Kenapa nabi Nuh dikisahkan mabuk anggur lalu telanjang ?
Nabi Luth diminumi anggur lalu ditiduri 2 putrinya bergantian dua malam berturut-turut ?
Kenapa mengumbar kisah super porno super cabul sangat vulgar ? Persundalan, zina kakak dengan adik, ibu dengan anak,bapak dengan putrinya, mertua dengan menantunya, lesbian (sex sesama perempuan), onani pun ada.
Iman atau syahwat kita kah yang menggelegak setelah membaca petualangan sex super dahsyat dari kakak beradik Ohola Oholiba di kitab suci Yehezkiel ?

Alkitab melarang minum anggur dan mabuk, kenapa Yesus justru mengubah 6 drum air jadi minuman anggur untuk dihidangkan di pesta nikah ?

Kenapa minuman haram ini dijadikan lambang darah Yesus yang kudus dalam perjamuan kudus di gereja ? Pernah ketika perjamuan kudus satu piala anggur yg mestinya diminum bergiliran, dihabiskan seorang diri dan langsung mabuk. Berarti darah Yesus memabukkan ya ?

Kenapa Allah kalah bergelut dengan manusia ?
Kenapa Tuhan menyesal dan keliru membuat kebijakan ?
Kenapa Allah dimuliakan dengan dusta ?
Kenapa laba dan upah sundal kudus bagi Tuhan ?
Kenapa Tuhan berhenti bekerja & perlu istirahat ? Apakah Tuhan kelelahan ?
Kenapa manusia bisa melahirkan Tuhan ?
Di saat Yesus ada di dunia, Allah ada di Surga. Ada Yesus duduk disebelah kanan Allah. Jelas kan Yesus dan Allah itu 2 oknum berlainan & terpisah ?
Kenapa dipaksakan bahwa Yesus itu Allah ? Yesus makan minum & tentunya buang hajat yang pasti najis ? Layakkah kalau Tuhan Maha Suci mengandung najis ?

Yesus mengaku diutus, Allahlah yang mengutus.
Yesus mengakui tidak dapat berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, sedangkan Allah Maha Kuasa. Yesus hanya melaksanakan kehendak Bapa, tetapi Allah Maha Berkehendak.
Yesus pun berdoa dan Allahlah Yang Mengabulkan Doa.
Yesus menolak dikatakan baik, Allahlah Yang Maha Baik.
Yesus menyerahkan nyawa kepada Allah. Bukankan level / derajat Yesus jauh dibawah Allah?

Kenapa Yesus disamakan dengan Allah ? Mungkinkah Utusan = Pengutus ? Lemah = Maha_Kuasa ? Pelaksana = Pengaturnya ? Pemohon = Pemberi ? Menyerahkan = Menerima ?

Kalau Yesus memang Tuhan kenapa Nabi-nabi & orang saleh Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Ismail, Daud, Salomo, Musa, Zakaria, Maria, tidak ada ceritanya menyembah Yesus ?

Kalau Yesus = Tuhan = Allah dan Yesus mati disalib lalu dimana sifat Maha Hidup, Kekal, Tidak Berawal Tidak Berakhir dan Maha Kuasa-Nya ? Siapa yang kuasa mematikan Tuhan ?
Lalu saat Tuhan mati yang mengatur alam semesta ini siapa ? Yang menjawab doa siapa ? Yang menggantikan / mengambil peran Tuhan siapa ? Ataukan ada Tuhan lain yang mengendalikan alam semesta seisinya ?

Kenapa Tuhan punya silsilah bahkan ada 2 versi yang sangat berbeda (versi Matius dan Lukas) ? Berarti Tuhan punya bapak, kakek, buyut, nenek moyang ? Kenapa dalam daftar silsilah Tuhan Yesus ada Yehuda yang bersundal dengan Tamar menantunya ? Lalu menurunkan Daud yang mengintip dan menzinahi Betsyeba istri Uria prajuritnya bahkan merancang terbunuhnya Uria ? Daud dan Betsyeba menurunkan Salomo yang beristri 700 bergundik 300. Salomo lebih mencintai istri-istrinya daripada Tuhan. Salomo juga menyembah berhala. Apakah Logis Tuhan Maha Suci, Maha Mulia adalah keturunan orang-orang pezina, amoral dan musyrik ? Ajaibnya lagi, tuhan Yesus itu keturunan Salomo sekaligus keturunan Natan kakak kandung Salomo. Nalar nggak ? Apakah iman itu harus memperkosa akal ? (BACA : SEX IN THE BIBLE)

TAUHID adalah menyembah hanya kepada Allah Yang Esa. Yesus dan para Nabi mengajarkan Tauhid. Ayat-ayat Tauhid bertebaran didalam Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru. Tetapi Paulus mengajarkan penuhanan Yesus, menyembah Trinitas. Yesus mempertahankan Taurat tetapi Paulus mencampakkan Taurat. Kenapa lebih mengikuti Paulus daripada Yesus yang mereka pertuhankan ? Berarti lebih tuhan Paulus daripada Yesus ?

Seabreg kenapa, seabreg kemusykilan, seabreg kontradiksi, seabreg amoralitas didalam Bible semakin membuatku bimbang. Saya jadi malas dan enggan ke gereja, enggan membuka Bible apalagi sudah direvisi Al Qur’an.

Malam natal 24 Desember 1998, saya memaksakan diri mencoba untuk kembali mengikuti kebaktian, bukan kedamaian yang saya peroleh tapi galau itu semakin memuncak. Sejuta tanya tetap tak terjawab menggelorakan pemberontakan dalam hati. AGAMA, TUHAN, KITAB SUCI adalah masalah KEBENARAN BUKAN PEMBENARAN, maka harus tepat memilihnya karena berujung surga atau neraka !

Di saat Alkitab dan Gereja tidak mampu menjawab segala tanya sehingga semakin jauh dari hati, peristiwa mengerikan nyaris merenggut nyawa saya. Melaju kencang menuju Madiun, ban mobil saya tiba-tiba kempes tertancap potongan plat besi yang terlindas. Mobil jadi zig zag tak karuan. Seketika wajah jadi pucat pasi, jantungpun berdetak kencang. Ketakutan akan kematian spontan menghantui saya. Ngeri sekali ! akan kemanakah jiwaku jika aku mati ? Kristen sudah kutinggalkan dan belum menemukan agama yang benar. Untung Tuhan masih menyelamatkan. Saya berhasil mengendalikan mobil dan menepi. Berhenti di pinggir persawahan sangat luas, jauh dari mana-mana. Tiba-tiba kudengar suara Adzan magrib… Bergetar hati… inikah jawaban ? Saya harus segera memutuskan !

Ketika teman meminjami buku Akhlak Islam , Masya Allah saya begitu ta’jub. Hal-hal yang nampaknya sepele pun oleh Islam diperhatikan, diatur dan ada petunjuknya didalam Al Qur’an maupun Hadist. Misal, sehabis hubungan suami istri wajib mandi besar, wanita haid tidak diperkenankan sholat , masuk masjid dan membaca Al Qur’an suci, istri pergi harus seijin dan diridhoi suaminya, yang jalan memberi salam yang duduk dsb. Tentulah hal-hal besar dan penting lebih diperhatikan lagi ! Islam betul-betul tuntunan dan pedoman hidup dari Tuhan. Sangat kontras dengan Kristen, dimana hal-hal besar dan wahyukan Allah alias rekayasa ajaran manusia semata.

Setelah bertahun-tahun saya mengalami pergulatan batin, melakukan perenungan serta memohon petunjuk kepada Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan, maka Februari 1999, Allah melapangkan dada saya untuk memeluk Islam, Agama Kebenaran, Agama Tauhid dari Allah, Agama yang dianut dan diajarkan oleh semua Nabi dan Rasul. Syariat Islam berkembang dari Rasul demi Rasul menuju syariat Rasul Muhammad saw yang telah tuntas, sempurna dan diridloi Allah.

Beberapa ujian setelah saya Islam antara lain :

Keluarga teman dan tetangga yang Kristen mengucilkan saya sementara orang-orang Islam masih mencurigai keislaman saya.

14 Agustus 2001 Dokter memvonis umur saya tinggal 2 tahun karena sakit parah.
Saya sempat terperosok kedalam kesesatan. Sholat di masjid-masjid kuno, akrab dengan kuburan-kuburan keramat/wali minta berkah, makan roti dirajah tulisan arab, amalan ini itu, pakai ini itu agar terkabul hajat. Semua saya lakukan atas petunjuk Kyai, yang katanya kebal senjata, dapat memukul lawan dari jarak jauh. Terkuaklah dusta Kyai. Ketika saya menghadapi masalah dikepung orang orang yang akan mencelakai saya. Sang kyai tidak mampu berbuat apa-apa selain komat-kamit didalam rumah tidak berani keluar. Ketika mengalami kecelakaan, sang Kyai cidera berat dan anaknya meninggal. Dimana keampuhannya ? Dzikir tahlil wiridan semalam suntuk lebih diutamakan daripada kewajiban sholat subuh tepat waktu berjamaah di masjid. Jadwal sholat subuhpun bergeser jam 10 pagi karena bangunnya selalu siang.

Usaha bangkrut ditipu Kyai yg berlagak membimbing saya. Mungkin Allah menegur saya karena mengabaikanNya, lebih taat dan bergantung pada Kyai.

Suami saya kedua, satu-satunya manajer yang kokoh beragama Islam di suatu perusahaan otomotive besar, diperlakukan sangat diskriminatif dan tidak menyenangkan oleh pimpinannya yang baru saja diangkat sebagai pendeta. Oleh teman-temannya yang aktifis gereja, dikondisikan agar tidak kerasan dan akhirnya memilih mengundurkan diri.

18 Agustus 2003 ketika keislaman saya mulai bersemi suami saya kedua yang mengenalkan Islam dan membimbing saya, tanpa sakit dipanggil Allah SWT. Padahal ketika itu justru sayalah yang sedang sakit keras dan pedihnya lagi uang didompetpun tinggal Rp. 10.000,-

Seminggu kematian suami, Ibu datang dari Lombok menekan saya untuk kembali Kristen. Ketika saya nekad Islam maka semua biaya hidup saya sejak kecil hingga dewasa harus saya kembalikan. Untung saya punya Allah tempat bergantung dan Maha Kaya. Dibantu Ustad dan beberapa rekan saya mampu mengembalikan apa yang diminta Ibu.

Karena menjanda lagi dan sendiri, saya bermaksud mengambil anak saya yang dipelihara ibu saya di Lombok untuk saya didik dan menemani saya di Solo. Tetapi tidak diperkenankan Ibu kecuali kalau saya kembali Kristen. Padahal untuk mendapatkan anak yg semata wayang itu, ibaratnya, saya harus mempertaruhkan nyawa hampir keguguran sampai 3X. Sayapun susah payah mengandungnya.

Malam 27 Ramadhan Tahun 2004 anak saya dari Lombok menelpon memberikan pilihan : ‘Pilih Anak atau Agama’, kalau pilih anak harus kembali ke Kristen. Karena saya telah bersyahadat, berikrar setia kepada Allah, maka tegas tanpa ragu tidak perlu berpikir panjang saya pilih agama.

Allah lebih pantas dicintai, lebih pantas dinomor satukan, lebih kokoh dijadikan tempat bergantung daripada apapun juga termasuk anak dan seluruh keluarga. Sejak itu pula saya resmi di PHK seluruh keluarga. Oleh nenek saya dari pihak ibu, saya di PHK sebagai cucu, Pakde Bude memPHK saya jadi keponakannnya, Bapak-Ibu memPHK saya sebagai anak, adik-adik yang sejak kecil saya turut mengasuh, membiayai pendidikan dan pernikahan mereka, telah memPHK saya sebagai kakak.

Kalaupun dalam mempertahankan Islam, kehilangan harta, anak dan keluarga masih belum cukup, masih pula harus kehilangan hidup dan nyawa saya satu-satunya, asal tidak kehilangan ridho dan rahmat_Mu Ya Allah, hamba siap ! Semoga Allah mengokohkan iman hamba.

Prihatin dengan maraknya pemurtadan dan kristenisasi, padahal saya telah paham dan meyakini betul benarnya Islam dan sesatnya Kristen, maka saat ini saya bergabung dengan Forum Arimatea Solo menyampaikan mana agama yang Haq mana agama yang Batil. Turut berdakwah membentengi umat dari bahaya pemurtadan & kristenisasi.

Sayapun jadi biasa menerima ancaman. Pernah dilaporkan di kelurahan dianggap membuat keresahan, akan dilaporkan polisi, akan dibunuh, akan digantung maupun akan dirobek-robek muka saya.

Tetapi saya tidak gentar dan Insya Allah tidak akan mundur sejengkalpun. Karena Allah yang Maha Kuasa dan Maha menepati janji menjanjikan lewat Qur’an surat Muhammad ayat 7 : “BARANGSIAPA MENOLONG AGAMA ALLAH MAKA ALLAH AKAN MENOLONGNYA DAN MENGUKUHKAN KEDUDUKANNYA.” Dan siapapun tak akan mampu mendatangkan kemudharatan jika Allah tidak menghendaki itu terjadi.

Gelombang ujian yang bertubi-tubi janganlah menyurutkan iman. Allah tidaklah zalim membuat hambaNya menderita. Allah mencintai hambaNya, menatar dan menggembleng hambaNya agar layak menempati kedudukan yang lebih mulia disisiNya. Sungguh mengagumkan orang mukmin itu, diuji penderitaan ia bersabar. Itu baik baginya. Diuji nikmat ia bersyukur dan itupun baik baginya.

Inilah sekelumit kisah kegalauan saya terhadap Kristen yg saya anut selama 30an tahun dan perjuangan saya dalam mempertahankan hidayah Dienul Islam. Agama mulia yang mengajarkan amar makruf nahi munkar dan beriman kepada Allah. Satu-satunya jalan lurus menuju rahmat Allah, keselamatan, kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan abadi … Surga Allah !(dm).






http://www.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/15/12/20/nznzwj1-dewi-purnamawati-terkucil-dari-keluarga-demi-iman


Dewi Purnamawati Terkucil dari Keluarga demi Iman



Kegalauan spiritualitasnya tak terjawab oleh Bibel.

Perempuan itu kini aktif mengisi pengajian di mana-mana. Selayang pandang, orang mungkin tidak menyangka, dia mantan aktivis gereja yang pernah begitu membenci Islam. 

Perempuan bernama lengkap Dewi Purnamawati itu tumbuh besar di lingkungan Katolik. Kekristenan sang ibu sangat kuat. 

Sang ibu adalah aktivis gereja yang berhasil memurtadkan tokoh agama Islam di kampungnya di Lombok. Sejak kecil, Dewi dan adik-adiknya dididik menjadi Kristen fanatik. 

Dewi juga menapaki jalan serupa sebelum berislam. Perempuan kelahiran Solo pada 1962 ini, sewaktu kecil sering mengajak teman- temannya ikut sekolah Minggu. "Pada 1970-an, mereka dibaptis bersama saya. Herannya, orang tua mereka tidak risau sama sekali," kata dia. 

Misi tersebut dia jalani hingga remaja. Sang ibu bahkan mendorong agar dia berpacaran dengan Muslim. Dewi pun menjalin hubungan dengan seorang aktivis gerakan mahasiswa Islam. Selama masa pacaran itu, Dewi tak menampakkan misinya, justru menonjolkan toleransi dan kepedulian. 

\"Jadi, kita bisa banyak membantunya dan membuatnya banyak bergantung pada kita,\" kata perempuan yang baru saja meraih gelar master di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini (UMS) ini. Pelan-pelan, aktivis itu mulai merasa goyah dan rela dibaptis tanpa perlawanan. Pada 1985, mereka menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki. 

Perkawinan itu tidak berumur panjang. Pada 1992, ia bercerai. Anaknya diasuh oleh orang tuanya di Lombok dan dididik menjadi Kristen militan. Pada masa-masa ini, kegelisahan Dewi mulai mencuat. \"Mengapa ada yang beragama Islam, Katolik, dan Kristen. Sesungguhnya, beragama Islam, Katolik, dan Kristen itu siapa yang memerintahkan?\" Pertanyaan demi pertanyaan mulai menghampiri.

Di dalam Bibel, dia tidak menemukan perintah beragama Katolik atau Kristen.
Lebih lanjut, kata dia, ternyata Yesus tidak kenal Kristen atau Katolik. Istilah Kristen baru muncul pada masa Paulus, puluhan tahun sesudah Yesus wafat. 

Dulu, setiap kali Dewi bertanya kepada frater, pendeta, atau pastur, jawaban mereka pasti berputar-putar. Mereka mengatakan hal seperti itu tidak boleh dipertanyakan, cukup diimani.

Dewi mengaku sudah biasa dihukum karena bertanya. Dia juga pernah di-tengking pendeta (semacam di-ruqyah) karena dianggap kemasukan roh jahat. Setiap kali di-tengking, ia akan berpura-pura ndleming supaya pendeta mengira dia sudah kemasukan Roh Kudus. 

Meski menyimpan keraguan, perempuan asal Solo itu tetap setia dengan kekristenan karena kuatnya didikan sang ibu. Waktu itu, Dewi masih memandang rendah Islam. 

Opini buruk telanjur mencengkeram benaknya. Islam agama orang bodoh, pemalas, melarat, agama pedang, dan biang kerok segala kerusuhan. Kebetulan, gambaran umat Islam yang dia lihat di Lombok mendukung kesan negatif itu. 

Segudang pertanyaan Namun, hidayah Allah tak seorang pun mampu menolak. \"Jika memang Bibel sudah tuntas sempurna, mengapa Tuhan masih menurunkan Alquran? Fakta itu mengusik logika saya. Menggoyahkan iman Kristen saya,\" tutur Dewi. 

Ia lantas bertanya-tanya, benarkan Bibel kitab suci, bila di dalamnya termuat adegan vulgar dan tidak senonoh, seperti perzinaan?
Bibel melarang minum anggur, tapi mengapa minuman itu dijadikan lambang darah Yesus dalam perjamuan kudus di gereja?
Masalah ketuhanan Yesus turut mengusiknya. 

Tuhan yang mati, Tuhan yang menjelma manusia, Tuhan yang dilahirkan, semua itu tidak dapat dinalar. Seabreg tanya, kemusykilan, kontradiksi, dan amoralitas di dalam Bibel membuat dia semakin bimbang. Dia jadi enggan ke gereja. Kalau toh memaksakan diri ke gereja, dia merasa tidak mendapatkan ketenteraman.

Saat ia tengah berada dalam krisis spiritualitas, sebuah peristiwa mengerikan nyaris merenggut nyawanya. Awal 1999, saat Dewi tengah melaju kencang dengan mobil menuju Madiun, ban mobilnya tiba-tiba bocor terkena potongan pelat besi. Sontak, mobil berjalan zig-zag tak keruan. Dia pucat pasi. 

Ketakutan akan kematian spontan menghantui.
Untungnya, dia belum ditakdirkan meninggal saat itu. Tuhan masih menyelamatkan. Dewi berhasil mengendalikan mobil dan menepi. Dia berhenti di pinggir persawahan yang sangat luas, jauh dari permukiman. Saat itulah, tiba-tiba terdengar kumandang azan Maghrib. Hatinya bergetar. Ia merasa harus segera memutuskan.

Setelah bertahun-tahun dalam pergulatan batin dan memohon petunjuk Tuhan, pada Februari 1999, Allah melapangkan dadanya untuk memeluk Islam. \"Islam adalah satu- satunya agama yang jelas-jelas Allah menyuruh manusia untuk menganutnya,\" ungkap Dewi, seraya merujuk surah al-Baqarah ayat ke-208.

Ujian demi ujian Pada awal masuk Islam, Dewi menghadapi berbagai ujian. Keluarga, teman, dan tetangganya yang beragama Kristen mengucilkan dia, sementara orang-orang Islam masih mencurigai keislamannya. Dia pun pernah ditipu seorang kiai yang berlagak membimbing. Akibatnya, usahanya mengalami kebangkrutan. Ujian demi ujian dia jadikan bahan introspeksi.

Tak lama setelah berislam, Dewi menikah dengan seorang Muslim taat. Suaminya seorang manajer di sebuah perusahaan otomotif besar. Lelaki itu teguh memegang keislaman. 

Dia memilih keluar dari perusahaan ketika mengalami tekanan dan diskriminasi dari atasan non-Muslim.
Akan tetapi, nasib berkehendak lain. Pada 18 Agustus 2003, ketika keislaman Dewi mulai bersemi, sang suami yang mengenalkan dan membimbingnya berislam, tanpa sakit dipanggil ke hadapan Allah.

Sepekan setelah kematian suaminya, sang ibu datang dari Lombok. Ibunya mendesak Dewi kembali pada kekristenan. Menghadapi desakan itu, Dewi tetap teguh. Ia tidak ingin melepas kebenaran yang telah dia pegang.

Akibatnya, semua biaya hidup Dewi sejak kecil hingga dewasa dihitung utang dan diberi tempo satu pekan untuk mengembalikan. Bila tidak mampu, dia harus kembali memeluk Kristen. Alhamdulillah. Dibantu ustaz dan beberapa rekan, dia mampu mengembalikan uang tersebut.

Yang paling pedih, dia tidak diaku ibu oleh anak kandungnya sendiri. Anak semata wayangnya tidak bersedia tinggal bersama dia, kecuali Dewi kembali ke Kristen. Ramadhan 2004, sang anak menelepon dari Lombok dan memberi pilihan: anak atau agama. 

Dewi tetap memilih Islam, anaknya tidak mau lagi mengakui dia sebagai ibu. \"Anak saya satu-satunya pun telah tidak lagi mengakui saya sebagai ibunya. Dia bilang ibunya sudah mati,\"
kisah Dewi. Sejak itu, dia resmi mendapatkan pemutusan hubungan dari keluarga besar. 


Perempuan itu pun telah dipertemukan lagi dengan lelaki Muslim yang bisa menjadi imam dan teman seperjuangan. Meski menghadapi ancaman dan cobaan berulang, dia percaya, gelombang ujian bertubi-tubi tidak untuk menyurutkan iman. \"Allah mencintai hamba- Nya, menatar dan menggembleng hamba-Nya agar layak menempati kedudukan yang lebih mulia di sisi-Nya.\"
(c38, ed: nashih nashrullah)




Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Yes Muslim -  Portal Muslim Terupdate ! 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar