Michael Ruppert, pria 29 tahun keturunan Belanda-Belgia ini adalah seorang traveler yang sudah mengunjungi 60 negara.
Namun siapa sangka ia juga seorang mualaf yang saat ini sedang berada di Indonesia, kisah petualangannya mengunjungi 60 negara yang akhirnya menemukannya pada hidayah Islam, patut kita simak.
Empat tahun lalu Michael memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan mewujudkan mimpinya berkeliling dunia. Di antara negara-negara yang sudah dikunjungi adalah Turki, Indonesia, Albania, dan Malaysia.
Ia pun berbagi perjalanan dengan keluarga, teman-teman serta para followers-nya di media sosial dengan mengirimkan mereka kartu pos. Hal ini pula yang membuatnya populer di sosial media.
Michael adalah seorang keturunan Belanda-Belgia dan di usianya yang menginjak 29 tahun kini ia telah mengunjungi 60 negara hanya dalam waktu 4 tahun. Menariknya, di tengah perjalanan berkeliling dunia, ia menemukan Islam.
Saat memulai perjalanannya, ia bukanlah seorang muslim. Namun ketika singgah di Indonesia dan Malaysia Michael banyak berinteraksi dengan masyarakat muslim. Banyak waktu dihabiskan di dua negara itu bersama keluarga angkat yang ia jumpai saat perjalanan ke berbagai kota.
Michael mengaku, kerap menyaksikan keluarga angkatnya melakukan kebiasaan-kebiasaan yang unik, seperti sholat dan membaca Alquran. Keunikan itu ditambah dengan kehangatan dan keramahan keluarga muslim, membuatnya penasaran terhadap Islam.
“Setelah tinggal dengan banyak keluarga muslim di Malaysia dan Indonesia, saya penasaran dan memiliki banyak pertanyaan seperti: apa yang mereka baca dalam Quran? Apa yang mereka lakukan di masjid? Apa yang mereka rayakan ketika libur? Rasa ingin tahu itu membawa saya menuju Islam,” ujar Michael seperti dilansir worldbulletin.net
Dan akhirnya, tahun lalu pria Belanda itu mengucap syahadat di Masjid Sunda Kelapa Jakarta. Setelah menjadi muslim, Michael komit untuk mempelajari Islam lebih dalam. Namun di sisi lain, ia tetap akan melanjutkan hobi travelingnya.[islamedia/WB/drm/YL]
Namun siapa sangka ia juga seorang mualaf yang saat ini sedang berada di Indonesia, kisah petualangannya mengunjungi 60 negara yang akhirnya menemukannya pada hidayah Islam, patut kita simak.
Empat tahun lalu Michael memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan mewujudkan mimpinya berkeliling dunia. Di antara negara-negara yang sudah dikunjungi adalah Turki, Indonesia, Albania, dan Malaysia.
Ia pun berbagi perjalanan dengan keluarga, teman-teman serta para followers-nya di media sosial dengan mengirimkan mereka kartu pos. Hal ini pula yang membuatnya populer di sosial media.
Michael adalah seorang keturunan Belanda-Belgia dan di usianya yang menginjak 29 tahun kini ia telah mengunjungi 60 negara hanya dalam waktu 4 tahun. Menariknya, di tengah perjalanan berkeliling dunia, ia menemukan Islam.
Saat memulai perjalanannya, ia bukanlah seorang muslim. Namun ketika singgah di Indonesia dan Malaysia Michael banyak berinteraksi dengan masyarakat muslim. Banyak waktu dihabiskan di dua negara itu bersama keluarga angkat yang ia jumpai saat perjalanan ke berbagai kota.
Michael mengaku, kerap menyaksikan keluarga angkatnya melakukan kebiasaan-kebiasaan yang unik, seperti sholat dan membaca Alquran. Keunikan itu ditambah dengan kehangatan dan keramahan keluarga muslim, membuatnya penasaran terhadap Islam.
“Setelah tinggal dengan banyak keluarga muslim di Malaysia dan Indonesia, saya penasaran dan memiliki banyak pertanyaan seperti: apa yang mereka baca dalam Quran? Apa yang mereka lakukan di masjid? Apa yang mereka rayakan ketika libur? Rasa ingin tahu itu membawa saya menuju Islam,” ujar Michael seperti dilansir worldbulletin.net
Dan akhirnya, tahun lalu pria Belanda itu mengucap syahadat di Masjid Sunda Kelapa Jakarta. Setelah menjadi muslim, Michael komit untuk mempelajari Islam lebih dalam. Namun di sisi lain, ia tetap akan melanjutkan hobi travelingnya.[islamedia/WB/drm/YL]
Cerita Traveler Mualaf dari Belanda Saat Belajar Salat
Memutuskan jadi mualaf, traveler Belanda yang sudah keliling 60 negara, Michael Ruppert (29) tentunya makin serius belajar salat. Ia mengambil kelas belajar Islam dan juga belajar via internet.
Sejak tertarik dengan Islam dalam petualangan di Indonesia dan Malaysia tahun lalu, Michael mulai banyak mencari informasi tentang Islam. Dia bertanya kepada keluarga lokal hingga mengambil kelas tentang Islam di Kuala Lumpur dan Jakarta.
"Saya belum bisa membaca Al Quran. Tapi kalau salat harus bisa membaca surat-surat. Jadi saya mengambil kelas di Kuala Lumpur kemudian Jakarta. Di Kuala Lumpur banyak juga yang mau belajar," tutur Michael dalam perbincangan dengan detikTravel di Taman Suropati, Jakarta, Kamis (24/6/2016).
Ia mengatakan karena belum bisa membaca huruf-huruf Arab dalam Al Quran, sang guru di kelas mengajarinya gerakan salat kemudian membacakan ayat-ayat yang harus dibaca. Michael lalu menghafalkan ayat-ayat tersebut. Selain dengan sang guru, pria Belanda ini juga belajar melalui video-video tutorial salat di Youtube.
Michael juga mulai sering salat di masjid. Dia bercerita kalau waktu awal-awal belajar salat, gurunya sempat mengatakan walau masih belum begitu bisa salat datang saja ke masjid. Dan ikuti gerakan jamaah di sana.
Ketika dia di Indonesia, beberapa jamaah masjid pernah memintanya menjadi imam. Tapi ia menolak karena merasa masih perlu banyak belajar dan belum mampu memimpin salat.
"Waktu saya ke masjid, terkadang ada orang yang meminta saya untuk memimpin salat di sana. Tapi saya belum bisa itu," katanya.
Michael mengatakan sekarang ia memang sudah tidak mengambil kelas lagi. Tapi ketika menemukan hal yang belum ia mengerti, dia akan menghubungi gurunya untuk bertanya. Terkadang pria tersebut juga bertanya kepada teman-teman Muslimnya yang bersedia memberi jawaban dengan ramah.
Pria yang sedang tinggal di Jakarta untuk beberapa waktu ini, kini juga berencana mencari seorang guru ngaji. Supaya ia bisa cepat fasih membaca Al Quran.
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar